PEKANBARU - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Riau menghadiri undangan sekaligus mengisi pengajian di Pondok Pesantren (Ponpes) Aulia Cendekia, Jl. Purwodadi, Panam, Kota Pekanbaru yang diasuh oleh Kyai Masduki Fadly pagi Sabtu, 21 Desember 2024.
Dalam sambutannya, Kyai Masduki Fadly yang juga Wakil Rais Syuriah PWNU Riau menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan seiring pembagian rapor para santri yang dihadiri Wali Santri.
Hadir Kapolsek Kecamatan Bina Widya, Kompol Asep Rahmat dan para tokoh masyarakat serta Kyai Tafsiruddin Pengasuh Ponpes At Tafsiriyyah Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Ketua PWNU Riau, KH Abdul Halim Mahali, menyampaikan ceramah agama singkat tentang tauhid berupa isi Kitab "Aqiidatul Awwam" yang dikarang Syaikh Sayyid Ahmad Bin Muhammad Bin Sayyid Ramadhan Mansyur Bin Sayyid Muhammad Al-Marzuqi Al-Hasani. Beliau dilahirkan di Mesir pada tahun 1205 Hijriyah. Kitab ini diajarkan di berbagai pesantren dan madrasah-madrasah Nahdlatul Ulama di Indonesia.
Dalam uraiannya, KH Mahali menyampaikan bahwa bait nadzhom tentang Allah Wujud adalah Allah Ada dan merupakan Zat Yang Maha Ada. ”Kita semua di sini tidak ada. Menjadi ada karena diadakan oleh Yang Maha Ada, yaitu Allah Subhanahu Wata’ala. Para Bapak dan Ibu Wali Santri misalnya, rezekinya ada karena didatangkan oleh Yang Maha Ada dengan cara-Nya, ” katanya.
Kepada para Wali Santri, KH Mahali berpesan agar ikhlas dalam membiayai dan selalu mendoakan anak-anaknya. “Anak-anak Bapak dan Ibu inilah di masa mendatang, yang bisa jadi mendatangkan kemuliaan baik dalam keilmuan maupun jabatan di berbagai hal. Karenanya, jangan selalu memarahi anak, melainkan doakan mereka agar menjadi manusia-manusia yang baik, ” ungkapnya.
KH Mahali juga menanyakan langsung kepada para santri tentang cita-cita mereka. “Apakah para santri ingin menjadi orang-orang yang sukses dan berpengetahuan tinggi, " tanyanya kepada santri.
Semua menjawab iya secara kompak. Lalu, Ketua PWNU Riau itu mengakhiri ceramahnya dengan melantunkan syair “Washoobir Watsaabir Walaa Taksalan. Fainnal Humuuma Biqodril Himam (Bersabar, Konsisten, dan Jangan Malas ketika mencari ilmu. Karena, cita-cita yang besar selalunya sebanding dengan tingkat kelelahan yang dilakukan). (fy)
Baca juga:
Kaidah Penulisan Profil Tokoh Publik
|